Keadaan sebelum pelantikan.
Polisi Tutup Jalur MK Hingga Putusan Selesai Dibacakan
Kamis, 21 Agustus 2014, 20.03 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak Polda
Metro Jaya masih menutup jalur kendaraan pada kedua arah di depan
Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) Jalan Medan Merdeka Barat Jakarta Pusat
hingga sidang putusan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Calon
Presiden-Calon Wakil Presiden selesai.
"Arus lalulintas sudah dibuka hanya jalur di depan MK masih ditutup
hingga sidang putusan selesai," kata Kepala Polda (Kapolda) Metro Jaya
Inspektur Jen dderal Polisi Dwi Priyatno di Jakarta, Kamis (21/8).
Dwi mengatakan seluruh akses jalur yang menuju depan Gedung MK masih
ditutup seperti dari Jalan Medan Merdeka Timur dan Utara, Jalan Budi
Kemuliaan, serta Harmoni Petugas kepolisian hanya membuka akses jalur
kendaraan khusus sepeda motor dari Bundaran Patung Kuda menuju Stasiun
Gambir
Sebaliknya, seluruh kendaraan dari arah Stasiun Gambir atau Kedutaan
Besar Amerika Serikat dapat melintas ke arah Bundaran Patung Kuda.
Kendaraan roda empat yang berasal dari Jalan Budi Kemuliaan arah Patung
Kuda diteruskan ke Jalan MH Thamrin menuju Bundaran Hotel Indonesia
dan seterusnya.
Dwi menyebutkan massa pengunjuk rasa telah meninggalkan Bundaran Patung Kuda sehingga arus lalulintas mulai lancar.
Sumber
:
http://www.republika.co.id/berita/pemilu/berita-pemilu/14/08/21/nanqxz-polisi-tutup-jalur-mk-hingga-putusan-selesai-dibacakan
Setelah pelantikan
Jokowi-JK Segera Naikkan Harga BBM Setelah Pelantikan
Senin, 20 Oktober 2014 | 07:07 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com
- Presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla akan
segera menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tak lama
setelah pelantikannya. Kebijakan tak populer itu terpaksa diambil demi
meringankan beban keuangan negara dan mengalihkan subsidi pada target
yang lebih tepat.
"Kalau Anda ingin tahu, sub sidi untuk BBM itu
sekitar Rp 1 triliun setiap hari. Jika kita terlambat menaikkan harga
BBM, maka ada Rp 1 triliun uang rakyat yang terbuang setiap hari," kata
Jusuf Kalla, di kediaman pribadinya, Jakarta Selatan, Sabtu (18/10/2014)
pagi.
Pria yang akrab disapa JK itu melanjutkan, besarnya
anggaran untuk subsidi BBM terbukti jelas tak membawa manfaat yang
berkeadilan. Ia sebutkan, 70 persen penikmat subsidi BBM adalah
masyarakat yang secara ekonomi relatif telah mapan.
"Makin cepat
(harga BBM) naik, makin menghemat, minimal Rp 1 triliun perhari. Bisa
saja bulan depan (harga BBM dinaikkan)," ujarnya.
Saat ditanya
besaran harga kenaikan BBM tersebut, JK belum mau menjawabnya secara
gamblang. Tapi ia pastikan, kenaikan BBM harus menyehatkan keuangan
negara.
Sebagai pengganti subsidi BBM, kata JK, pemerintah akan
mengalokasikan subsidi ke sektor lain dan memberikan bantuan langsung
berupa uang tunai selama periode tertentu.
Bantuan uang tunai
diberikan untuk meredam gejolak, khususnya pada masyarakat ekonomi
rendah yang akan terkena dampaknya. "Apapun namanya, kompensasi untuk
rakyat harus ada. Modelnya bantuan uang langsung," ucapnya.
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/10/20/070700726/Jokowi-JK.Segera.Naikkan.Harga.BBM.Setelah.Pelantikan
Kesimpulan
: Setelah membaca beberapa artikel dari Kompas dan Republika, terlihat
Kompas itu seperti pro-Jokowi sedangkan Republika seperti pro-Prabowo
saat sebelum pelantikan. Kenapa saya bilang begitu? Karena di Republika
cenderung melihaat dari sisi Prabowo, sedangkan Kompas lebih sering
enceritakan Jokowi.
Kembali
ke berita yang ada di atas, sebelum pelantikan terliha sebelumnyat
seperti akan ada kerusuhan yang dimotori oleh suatu oknum. Setelah
pelantikan, Jokowi-JK ingin menaikkan harga BBM agar uang rakyat sebesar
Rp1 Triliun tidak hilang setiap harinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar